Selasa, 08 November 2011

macam2 alinea

1.
Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian karangan yang pertama-tama ditemui pembaca. Oleh karena itu, alinea pembuka hendaknya disusun secaramenarik, sehingga memancing rasa ingin tahu pembaca. Dalam contoh di atas untuk menarik perhatian pembaca dikemukakan tokoh terkenal yang mempunyai jasa dalam bidang tertentu.
Alinea pembuka dalam karangan ilmiah agak berbeda dengan karangan populer. Upaya menarik perhatian pembaca dalam karangan ilmiah tidak dilakukan secara berlebihan. Dalam karangan ilmiah, alinea pembuka dapat berupa:
a)garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting;
b)pemaparan isi dan maksud judul karangan;
c)kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan;
d)sitiran dari suatu pendapat;
e)pembatasan objek dan subjeknya;
f)pemaparan arti penting masalah yang akan dibicarakan;
g)gabungan dari beberapa cara di atas.

Dalam karangan ilmiah umumnya dipakai lebih dari satu cara di atas. Misalnya dalam alinea pembuka itu dikemukakan isi dan maksud judul karangan diikuti garis besar karangan, kemudian dipaparkan pula arti penting masalah itu dibicarakan.
Alinea pembuka memang diharapkan dapat membimbing pembaca untuk memasuki permasalahan yang akan dibicarakan. Bagi penulis, rumusan alinea pembuka yang baik akan merupakan pedoman bagi pengembangan karangan selanjutnya. Dengan pengembangan yang selalu berpedoman pada alinea (alinea) pembuka itu akan dicapai kepaduan.
 
 
2.    Alinea Isi
Di atas sudah disinggung-singgung adanya inti permasalahan atau sering juga disebut ide pokok. Ide pokok ini perlu juga dikembangkan agar menjadi konkret. Alinea yang bertugas mengungkapkan ide pokok berserta pengembanganya itu disebut alinea isi. Dengan demikian, alinea-alinea isi merupakan bagian yang esesial dalam sutu karangan.
Karena alinea-alinea isi merupakan bagian yang esensial, maka penulis yang baik akan berhati-hati sekali dalam menyusun alinea ini. Penulis akan memperhatikan apakah kalimat-kalimat dalam alinea yang dibuatnya itu sudah disusun dengan runtut, dan sesui dengan asas-asas penalaran yang logis. Jika belum, tentu saja penulis harus merevisinya. Itulah yang perlu diketahui bahwakarangan yang sampai dihadapan kita umumnya bukan hasil kerja sekali jadi, tetapi melalui proses perbaikan yang kadang-kadang tidak cukup satu atau dua kali.

0 komentar:

Posting Komentar